Bahasa
Hangeul
merupakan sebuah sistem simbol yang dirancang oleh Raja Sejong
(1397-1450) dari Dinasti Joseon sebagai abjad bahasa Korea. Saat pertama
kali Raja Sejong menyusun Hangeul, abjad ini terdiri dari 28 karakter,
yaitu 17 konsonan dan 11 vokal. Huruf vokalnya dibuat berdasarkan
filosofi “Tiga Komponen Dasar Kehidupan”, yaitu Surga, Bumi dan Manusia.
Saat ini, huruf yang lazim digunakan terdiri dari 40 karakter, yaitu 10
vokal tunggal, 11 vokal ganda, 14 konsonan tunggal dan 5 konsonan
ganda. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
Dalam
bahasa Korea terdapat dua sistem penulisan angka (bilangan), yaitu
Korea asli dan Sino Korea. Bilangan Sino Korea diambil dari sistem angka
Cina dan dipakai untuk menyatakan tahun, bulan, hari, menit dan
lain-lain. Sedangkan bilangan korea asli digunakan untuk penghitungan
objek yang jumlahnya kurang hingga 99 karena bilangan korea asli hanya
sampai angka 99, jika lebih dari 99, maka sino korea akan digunakan.
Bilangan korea asli biasanya dipakai untuk menyatakan jumlah orang, jam,
umur, buku, dan lain-lain.
Kehidupan
Masyarakat
tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang
Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat
memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus
diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta
bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.
Rumah
menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan
menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara
ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.
Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.
Orang-orang
Korea suka mengadakan pesta selamatan rumah baru, baik oleh orang yang
baru pindah atau bagi pasangan yang baru menikah. Pesta ini dinaman
Jibdeuri. Mereka biasa mengundang saudara, teman dekat dan sejumlah
tetangga ke rumah baru tersebut . Para tamu biasanya membawa tisu
toilet, sabun deterjen dan korek api. Alasannya yaitu :
Tisu toilet melambangkan bahwa segala sesuatu akan berjalan mulus seperti tisu toilet yang larut dalam air.
Sabun deterjen melambangkan harapan agar tuan rumah dilimpahi uang sebanyak busa sabun deterjen.
Korek api melambangkan harapan agar tuan rumah cepat kaya seperti cepatnya api menyala.
Taman
korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau
taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancang bangunnya
memiliki keunikan tersendiri.
Karakterisitik
taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk
mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Tiongkok dan taman Jepang
yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan
pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur
pelengkap.
Taman
Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam
teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan
aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.
Taman-taman yang terkenal:
Poseokjong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju
Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul
Kebiasaan
Orang-orang
Korea biasa memberikan salam saat perkenalan, sebelum makan, sesudah
makan, ketika berpamitan, ketika akan tidur dan lain-lain, dengan cara
menganggukkan kepala dan sedikit membungkukkan badan. Kepala ditundukkan
sekitar 30 sampai 60 derajat selama 2 hingga 3 detik. Ini dilakukan
ketika menyampaikan salam hormat kepada orang yang lebih tua atau
dituakan. Semakin dalam kita menundukkan kepala, berarti salam yang kita
sampaikan semakin hormat. Ungkapan maaf juga biasanya disertai gerakan
menundukkan kepala.
Ketika
pertama kali berkenalan, orang-orang korea akan memberikan tambahan
panggilan ‘ssi’, yang artinya saudara/saudari agar terdengar lebih
sopan. Untuk panggilan kepada orang yang lebih tua, biasanya digunakan
panggilan ‘seonsaengnim’ yang artinya guru.
Tradisi
Ada
sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini
dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun.
Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah
lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di
lingkaran kehidupan tahun berikutnya.
Tradisi
sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender).
Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik
musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui
perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya
perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin (dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang.
Pada
hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam
antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan
anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan "complete food session".
Ada
juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea,
antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang
keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge”
yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan
purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat
kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu
menggantungkan sendok pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan
memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
Pakaian Tradisional
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok untuk wanita (Chima).
Orang
Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian
merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga
kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang
umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu,
Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan
peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam
peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan digunakan hanbok yang bernama Hwarot atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
Kuliner
Bentuk
kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan
pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras ,
gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan,
cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan.
Kuliner
Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah
berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan
fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika
musim dingin.
Di setiap session makanan, ketidak beradaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap.
Kimchi
adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori
dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang,
selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan
rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas.
Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis
kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal
yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya.
Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dihidangkan untuk
acara-acara spesial,) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang
mengadakan suatu acara dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara
tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam
pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi
juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita
dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi
yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak
makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya
dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan
Sesi.
Beberapa
menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus
seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari,
ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman
dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue
beras yang berwarna-warni.Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya
karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti
bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang),
bawang perai, jahe serta daging.
Makanan kerajaan (surangsang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.
Teh
juga sangat akrab dengan orang Korea. Teh diperkenalkan di Korea dari
Tiongkok sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Budha disebarkan.
Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh
bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).
Festival
Negeri
Ginseng Korea sangat menghargai pentingnya menjaga kekayaan budaya dan
sejarah lewat berbagai festival yang diselenggarakan sepanjang tahun.
Festival-festival ini menampilkan kecantikan Korea yang paham betul akan
nilai warisan sejarah dan budayanya. Festival-festival ini menjadi
atraksi turis dan sangat layak untuk dikunjungi dalam perjalanan ke
Korea.
Banyaknya festival yang digelar di Korea sepanjang tahun, ini dikarenakan Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar. Dan banyak peristiwa yang diperingati setiap tahunnya.
Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar.
Festival besar di korea, yaitu :
Seollal,imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru Imlek di bulan Januari atau Februari.
Daeboreum, festival bulan purnama pertama
Dano, festival musim semi
Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan
Ada juga Festival yang diadakan setiap tahun di beberapa tempat di Korea, yaitu :
Festival Lumpur Boryeong yang diadakan setiap bulan Juli di Pantai Daecheon.
Selama festival, turis dari berbagai belahan dunia datang ke Pantai Daecheon untuk menonton sebuah festival unik, merayakan khasiat lumpur Boryeong. Para pengunjung bisa berpartisipasi dalam beberapa aktivitas seperti gulat lumpur, meluncur di atas lumpur, berenang di kolam besar berisi lumpur, dan bersenang-senang. Pada malam hari, keramaian pindah ke arah pantai. Lengkap dengan musik dan kembang api, menjadikannya sebuah festival menyenangkan dan ramah keluarga.
Selama festival, turis dari berbagai belahan dunia datang ke Pantai Daecheon untuk menonton sebuah festival unik, merayakan khasiat lumpur Boryeong. Para pengunjung bisa berpartisipasi dalam beberapa aktivitas seperti gulat lumpur, meluncur di atas lumpur, berenang di kolam besar berisi lumpur, dan bersenang-senang. Pada malam hari, keramaian pindah ke arah pantai. Lengkap dengan musik dan kembang api, menjadikannya sebuah festival menyenangkan dan ramah keluarga.
Festival Kunang-kunang Muju berlansung pada bulan Juni di Sungai Namdaecheon.
Festival Kunang-kunang Muju adalah festival ramah lingkungan untuk mengingat eksistensi kunang-kunang. Muju, tempat berlangsungnya festival ini, adalah daerah pegunungan yang indah. Di Korea, kunang-kunang hanya berasal dari sungai Namdaecheon di Muju.Kehadiran mereka penting bukan hanya sebagai ukuran kelestarian lingkungan, tapi juga bagian dari cerita rakyat di daerah sekitar sungai Namdaecheon. Berbagai acara dengan tema kunang-kunang meramaikan festival sekaligus mendidik pengunjung akan pentingnya hubungan antara manusia dan alam.
Festival Kunang-kunang Muju adalah festival ramah lingkungan untuk mengingat eksistensi kunang-kunang. Muju, tempat berlangsungnya festival ini, adalah daerah pegunungan yang indah. Di Korea, kunang-kunang hanya berasal dari sungai Namdaecheon di Muju.Kehadiran mereka penting bukan hanya sebagai ukuran kelestarian lingkungan, tapi juga bagian dari cerita rakyat di daerah sekitar sungai Namdaecheon. Berbagai acara dengan tema kunang-kunang meramaikan festival sekaligus mendidik pengunjung akan pentingnya hubungan antara manusia dan alam.
Festival Ginseng, diadakan setiap bulan September di Kabupaten Goumsan.
Festival Ginseng, atau Geumsan Insam, adalah festival utama di Kabupaten Geumsan, Provinsi Chuncheongnam-do. Kabupaten ini adalah produsen terbesar ginseng di Korea, dan festival ini sengaja diadakan untuk mempromosikan manfaat ginseng Geumsan. Di sana terdapat juga beberapa pameran yang berhubungan dengan ginseng, penampilan musik rakyat, kontes menyanyi dan menari, dan pameran khusus untuk perdagangan ginseng internasional dan turis asing.
Festival Ginseng, atau Geumsan Insam, adalah festival utama di Kabupaten Geumsan, Provinsi Chuncheongnam-do. Kabupaten ini adalah produsen terbesar ginseng di Korea, dan festival ini sengaja diadakan untuk mempromosikan manfaat ginseng Geumsan. Di sana terdapat juga beberapa pameran yang berhubungan dengan ginseng, penampilan musik rakyat, kontes menyanyi dan menari, dan pameran khusus untuk perdagangan ginseng internasional dan turis asing.
Festival Budaya Hyoseok, digelar pada bulan September di Desa Budaya Bongpyeong.Festival
Budaya Hyoseok mengombinasikan sastra dan pariwisata. Festival ini
diselenggarakan untuk memperingati Bongpyeong sebagai tempat lahirnya
Lee Hyo-Seok, novelis penting asal Korea. Rangkaian festival ini
berfokus pada salah satu cerpen Hyo-Seok yang paling terkenal, saat
kembang buckwheat bermekaran di Bongpyeong. Ada juga tur ke berbagai
tempat yang disebut dalam cerita pendek itu. Mungkin turis asing tidak
akan sepenuhnya menghargai makna historis dan budaya festival ini, meski
begitu festival ini tetap layak didatangi untuk menikmati keindahan
alam Bongpyeong.
Festival Tari Topeng Andong diadakan setiap akhir Septemberdi Hahoe.
Festival Tari Topeng Andong adalah yang terbesar di Hahoe, biasanya diselenggarakan akhir September atau awal Oktober. Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan dari kelompok tari Korea atau internasional yang mengangkat tema cerita rakyat tradisional. Tema festival berpusat pada tari-tari topeng yang tujuannya menenangkan mahluk-mahluk gelisah di sekitar Hahoe. Kini, festival ini bukan hanya menampilkan berbagai tari topeng tradisional Korea, tapi juga tari-tari tradisional dari seluruh dunia.
Festival Tari Topeng Andong adalah yang terbesar di Hahoe, biasanya diselenggarakan akhir September atau awal Oktober. Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan dari kelompok tari Korea atau internasional yang mengangkat tema cerita rakyat tradisional. Tema festival berpusat pada tari-tari topeng yang tujuannya menenangkan mahluk-mahluk gelisah di sekitar Hahoe. Kini, festival ini bukan hanya menampilkan berbagai tari topeng tradisional Korea, tapi juga tari-tari tradisional dari seluruh dunia.
Festival Gwacheon Hanmadang, diadakan dari bulan September hingga Oktober di kota Gwancheon.
Setiap musim gugur di Kota Gwacheon, festival ini adalah perayaan atas semangat seni jalanan. Hanmadang berarti "tempat orang bisa berkumpul", dan memang itulah yang ditampilkan dalam festival, berbagai penampilan pilihan di ruang-ruang publik seperti pinggir jalan utama, panggung terbuka, dan banyak lagi. Macam penampilan yang bisa Anda nikmati termasuk teater jalanan, drama Madang, atraksi sirkus, dan tarian jalanan.
Setiap musim gugur di Kota Gwacheon, festival ini adalah perayaan atas semangat seni jalanan. Hanmadang berarti "tempat orang bisa berkumpul", dan memang itulah yang ditampilkan dalam festival, berbagai penampilan pilihan di ruang-ruang publik seperti pinggir jalan utama, panggung terbuka, dan banyak lagi. Macam penampilan yang bisa Anda nikmati termasuk teater jalanan, drama Madang, atraksi sirkus, dan tarian jalanan.
Festival Lampion Jinju Namgang diadakan pada bulan Oktober di kawasan pinggir sungai Namgang.Parade
lampion dengan warna-warna luar biasa memenuhi sungai Namgang, tepat di
seberang Benteng Jinjuseong dan Paviliun Chokseongnu. Festival ini
berawal dari pertempuran Jinjuseong pada masa paling menderita dari
invasi Jepang, sebelum kemudian berubah menjadi Festival Lampion.
Pemandangan spektakuler lampion yang berderet mengambang di sepanjang
sungai dan atraksi kembang api membuat festival ini populer di seluruh
negeri.
Musik
Pertunjukkan
musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan
terus-menerus, serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya.Pansori
contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu
penyanyi.
Kontras
dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik
tradisonal Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai
paling cepat.
Musik Istana, Jeongak,
pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak
dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam setiap 3
detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas, sehingga berasa
statis (monoton). Alat musik yang digunakan dalam
pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan
tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.
Pungmul
adalah jenis musik rakyat Korea yang kencang dan ekspresif. Pungmul
dikategorikan dalam jenis minsogak atau musik rakyat kebanyakan.
Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik (memiliki senar), dan perkusi.
Beberapa jenis alat musik tiup: piri, taepyeongso, daegeum, danso,
saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta
haegeum.
Alat musik perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya
Tarian
Ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan kelas rakyat biasa. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu yang dipentaskan dalam upacara Konfusius. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea (hyangak jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (dangak jeongjae). Tarian lainnya adalah tarian Shamanisme yang dipentaskan oleh dukun dalam upacara-upacara tertentu.
Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan Korea umumnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan
dan kegiatan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
kerajinan khas Korea umumnya metal, kayu, kain, tanah liat, kaca, kulit
dan kertas.
Artefak kerajinan prasejarah seperti tembikar
merah dan hitam memiliki banyak kesamaan dengan tembikar Tiongkok kuno
yang ditemukan di sekitar wilayah kebudayaan Sungai Kuning .
Dalam masa dinasti Goryeo, pembuatan kerajinan yang menggunakan bahan perunggu dan kuningan (logam) berkembang pesat. Selain itu dinasti ini juga terkenal akan kerajinan seladon (keramik)yang indah.
Pembuatan kerajinan pada masa Dinasti Joseon berkembang
pesat yakni kerajinan keramik, ukiran kayu, serta benda-benda
furnitur.Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa Tiga Kerajaan terutama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. Permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran.
Seladon
khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga
saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya
(baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta
nasional Korea Selatan.
Hingga
saat ini, keramik buatan Korea dikenal sebagai keramik dengan kualitas
yang paling bagus di dunia meskipun harganya yang cukup mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar